Cara Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar - SAKIT hati lebih sakit dari sakit gigi-seperti lirik lagu dangdut- tentu tak berlaku untuk semua orang. Bahkan bagi sebagian orang, sakit gigi dapat menjadi penghambat aktivitas sehari-hari. Lantas bagaimana cara merawat salah satu faktor penting yang mempengaruhi senyum manis seseorang itu?
Ketua Bagian Kesehatan Gigi Masyarakat FKG Unhas Drg Rini Pratiwi, M Kes menegaskan cara merawat gigi sebenarnya mudah, praktis, dan tergolong murah. Pasalnya, dengan modal sikat gigi yang dapat dijangkau dengan harga murah-mulai harga Rp1500-maka seseorang dapat menunjukkan senyum manisnya, tanpa sakit gigi dan tanpa kerusakan di bagian giginya.
"Caranya, cukup dengan rajin menyikat gigi, minimal dua kali sehari dengan waktu sekitar tiga menit. Sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Itu dengan tidak mengonsumsi makanan yang mudah melekat di gigi seperti karbohidrat," ungkap Rini.
Dengan menggosok gigi, jelas Rini, maka plak gigi mampu dihilangkan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar gosok gigi betul-betul efektif. Faktor itu, adalah cara menggosok gigi yang baik dan kenyamanan dalam membersihkannya.
"Sebenarnya belum ada penelitian tentang cara sikat gigi yang baik. Pasalnya cara sikat gigi kembali lagi kepada individunya. Karena tiap orang berbeda kekuatannya dalam menggerakkan sikat giginya," ungkap Rini.
|
Gambar Cara Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar |
Selama ini, lanjut Rini, ada beraneka macam bentuk dan jenis sikat gigi. Dari sikat gigi konvensional, listrik, dan bermacam lainnya. Untuk itu, dianjurkan seseorang untuk menyesuaikannya dengan bentuk mulut, kekuatan, dan kenyamanannya dalam menyikat gigi. Jadi, tidak harus mahal.
"Diawali dari kepala sikat gigi, itu tergantung mulut seseorang. Sebaiknya jangan yang terlalu besar agar mampu menjangkau bagian dalam gigi. Meski demikian, bagi mereka yang memiliki rahang besar berbeda ukurannya dengan yang memiliki rahang kecil. Untuk itu, disesuaikan saja," ungkapnya.
Selanjutnya, untuk memilih bulu sikat gigi atau serabut yang biasanya terbagi dengan 3 jenis-soft, medium, hard-harusnya disesuaikan dengan kekuatan tangan seseorang. Bagi mereka yang tenaganya kurang kuat menggosok, ungkap Rini, maka sebaiknya menggunakan sikat gigi yang berjenis hard. Dengan bulu jenis hard, maka kotoran yang melekat dapat hilang.
"Meski demikian, kebiasaan orang Indonesia menyikat gigi sangat keras. Jika sikat giginya berjenis hard lantas disikat lagi dengan keras, maka itu bisa menyebabkan lapisan gigi jadi aus. Untuk itu, ada baiknya menggunakan bulu berjenis medium atau memilih berjenis soft untuk melindungi permukaan gigi dari keausan." jelasnya.
Setelah mengetahui fungsi sikat gigi, cara menyikat gigi juga jangan dikesampingkan. Rini menganjurkan untuk menggosok dengan teori kombinasi. Teori ini menggabungkan teknik gosok gigi, horizontal (kiri-kanan), vertikal (atas-bawah), dan sirkular (memutar). Penggunaan dental flosh, juga bisa dilakukan untuk mengangkat sisa makanan di sela-sela gigi.
Mengenai penggunaan pasta gigi dengan bermacam kandungan yang selama ini beredar di pasaran dan obat kumur, menurut Rini, cukup bagus. Namun sebaiknya disesuaikan dengan peruntukannya.
"Penggunaan flouride berlebihan juga tidak boleh sembarangan dan sebaiknya tidak digunakan untuk anak di bawah usia enam tahun. Namun dengan penggunan yang secukupnya, maka efeknya dapat melindungi gigi dari karies atau lubang. Begitupun dengan penyegar mulut. Dianjurkan sesuaikan dengan peruntukannya," jelasnya.
Dengan memperhatikan perawatan gigi, maka kalimat sakti mencegah lebih baik daripada mengobati telah dilakukan. Meski demikian, Rini menganjurkan mengunjungi dokter gigi enam bulan sekali untuk mengontrol kebersihan gigi secara akurat. "Bisa dengan mengunjungi puskesmas, rumah sakit, atau praktik dokter," jelasnya.