Home · Tentang · Policy · Disclaimer · Kontak

Makanan Yang Banyak Mengandung Serat Tinggi

Makanan Yang Banyak Mengandung Serat Tinggi - TINGKAT konsumsi serat ternyata memiliki dampak yang sangat besar terhadap proses menjaga kesehatan manusia. Konsumsi serat yang baik dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan gizi yang diperlukan oleh tubuh melalui peningkatan keragaman dan jumlah konsumsi bahan makanan alami.

Gencarnya promosi makanan berserat melalui media cetak dan elektronik menunjuk pada satu titik, yakni serat ternyata penting untuk menjaga keseimbangan kesehatan manusia. Dengan kata lain, konsumsi serat yang memadai dapat membantu mencegah berbagai penyakit yang dapat mengancam kesehatan manusia seperti penyakit jantung, kanker usus, stroke, wasir, kolesterol tinggi dan kegemukan.


Serat membantu melancarkan pencernaan dan bahkan pada penderita kelebihan gizi; mencegah/mengurangi risiko penyakit akibat kegemukan. Demikian dijelaskan Abas B Jahari dan Imam Sumarno, staf peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Depkes. Menurut Jahari, bagi penderita kegemukan, serat sangat diperlukan untuk mencegah atau mengurangi risiko penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes, serta kanker kolon.

Hal ini, menurut Imam Sumarmo, diakibatkan oleh perubahan gaya hidup dan perbaikan ekonomi, sehingga penyakit degeneratif yang disebabkan oleh kegemukan biasanya meningkat cukup tinggi. Dalam masa nutritional transition, kelompok penduduk miskin membutuhkan serat untuk memperlancar pencernaan, sedangkan pada kelompok yang kelebihan gizi, serat diperlukan untuk mencegah penyakit akibat kelebihan gizi.
Gb. Makanan Yang Banyak Mengandung Serat Tinggi
Gambar Makanan Yang Banyak Mengandung Serat Tinggi
Serat memiliki banyak fungsi yang tampaknya berpengaruh pada tingkat dan arah dari metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein. Di dalam mulut, kandungan serat yang tinggi diperlukan untuk menetralkan zat asam, sehingga menghambat kerusakan gigi, sedangkan dalam usus halus, serat melapisi usus halus untuk menyerap glukosa dan mengikat asam empedu untuk memperlambat penyerapan lemak dan kolestrol. Fungsinya juga diperlukan di dalam lambung dan usus besar.

Sumbangan serat tertinggi berasal dari jenis makanan serelia yang berada pada beras giling dan jagung. Serelia menjadi penyumbang terbesar dari kebutuhan konsumsi serat. Kemudian menyusul buah/biji berminyak (kelapa dan santan), jenis kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Satu hal mengejutkan yang didapat dari riset ini bahwa buah dan sayur yang dipercaya oleh pakar kesehatan sebagai sumber serat utama, ternyata sumbangan seratnya hanya 26% dari 10,5 gram yang dikonsumsi oleh rata-rata penduduk Indonesia, yaitu hanya 2,7 gram. Hal ini diduga akibat faktor harga, ketersediaan, dan kebiasaan.

Fenomena

Salah satu fenomena yang menarik adalah tingkat konsumsi serat memiliki gradasi perbedaan yang relatif tinggi antara masyarakat kota dan masyarakat pedesaan. Penduduk yang tinggal di kota memiliki tingkat konsumsi serat yang lebih rendah dari masyarakat desa. Hal ini, menurut Jahari dan Sumarno, disebabkan tingkah laku konsumsi yang berbeda.

Masyakarat kota telah banyak bersentuhan dengan makanan cepat saji atau fast food, serta street food yang kandungan seratnya rendah. Karena itu, dampak yang timbul dari kekurangan konsumsi serat lebih banyak menerpa masyarakat kota dibanding masyarakat pedesaan.

Fenomena itu ternyata juga cukup global. Dijelaskan bahwa negara-negara maju seperti Amerika Serikat juga mengalami kondisi yang sama. Konsumsi serat di AS relatif kecil, sehingga memaksa para ahli gizi berpikir untuk menciptakan makanan alternatif untuk mengatasi kekurangan serat yang ada di masyarakatnya. Penduduk Paman Sam ini tingkat konsumsi seratnya baru mencapai 10-15 gram/orang/hari. Untuk mengatasinya, diupayakan peningkatan konsumsi serat melalui program diet, di samping terus melakukan promosi produk suplemen serat melalui media cetak dan elektronik.

Hal yang sama juga gencar dilakukan di Indonesia saat ini. Promosi produk serat oleh produsennya mengalami lonjakan tinggi dengan tingkat persaingan yang kuat.

Contoh kasus paling menarik adalah penelitian yang dilakukan UNICEF bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, tentang rata-rata konsumsi serat pelajar SLTP di Bogor. Konsumsi serat mereka cenderung menurun antara 1999-2001. Pada awal studi tahun 1999 memperlihatkan rata-rata konsumsi serat sebesar 15,9-+6,8 gram/hari, tahun 2000 menurun menjadi 13,2-+5,6 gram/hari, dan evaluasi terakhir pada 2001 menurun lagi menjadi 11,9-+5,0 gram/hari.

Mengapa konsumsi serat ditingkat pelajar putri cenderung terus menurun? Jawaban pasti memang tidak termasuk dalam proses penelitian. Tetapi diduga, penurunan ini disebabkan oleh pergeseran pola makan di kalangan remaja.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kurangnya konsumsi serat tidak banyak berkaitan dengan tempat tinggal, tetapi lebih pada daya beli ekonomi, pengetahuan, dan kebiasaan makan. Tentu tidak bisa diabaikan terjadinya perubahan pola konsumsi yang disebabkan oleh maraknya fast food yang menyebar di mana-mana.

Kelompok muda, termasuk para eksekutifnya, lebih suka makan makanan cepat saji fast food dan lingkungan sekitarnya yang mendukung selera dan keinginan untuk tampil gaya dan beda.

Masyarakat belum peduli

Kenyataan yang ada, masyarakat kita cenderung tidak terlalu mempedulikan makanan yang mereka makan. Kandungan gizi dan serat dalam makanan sering diabaikan. Yang dipentingkan adalah rasa dan selera. Kondisi seperti ini bisa menimbulkan banyak permasalahan terhadap kesehatan tubuh.

Karena itu, kita perlu memberikan perhatian terhadap nilai gizi dan serat dalam makanan yang hendak kita nikmati. Tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan kesehatan dalam tubuh, sekaligus mencegah berbagai penyakit yang timbul karena kekurangan serat yang dapat mengakibatkan kematian atau menurunnya produktivitas kita dalam bekerja.

Kedua peneliti tadi menggarisbawahi beberapa hal yang penting untuk menjaga masa depan kesehatan kita. Pertama, kenalilah jenis makanan yang mengandung serat. Konsumsi serat yang rendah disebabkan masih rendahnya konsumsi kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Kedua, mengetahui kandungan serat pada masing-masing bahan makanan. Ketiga mengetahui kebutuhan serat yang sesuai dengan tingkat umur dan kondisi fisik. Dan keempat, bila kebutuhan serat belum dapat dipenuhi, suplemen serat dapat dikonsumsi, dengan tetap memperhatikan aturan pakai, dan minum air 8-10 gelas per hari.

Ingat! Kesehatan tidak pernah tergantikan dengan kesenangan apa pun!***
==**==

Search Terms: makanan yang mengandung serat , makanan kaya serat , makanan tinggi serat , makanan mengandung serat , makanan yang banyak mengandung serat , makanan yg mengandung serat , makanan serat tinggi , makanan yang mengandung serat tinggi , makanan rendah serat , serat makanan , makanan banyak serat

Tag Cloud: kesehatan untuk sayur dan buah serat makanan jenis ber diet sehat yg sumber dari sayuran tinggi berserat yang baik kandungan utk daftar penuh contoh mengandung fiber makaman adalah pengertian banyak rendah tidak kaya

Artikel keren lainnya: