Menu Diet Saat Puasa - MENJALANKAN ibadah puasa yang memungkinkan seseorang makan hanya dua kali sehari (sahur dan buka) bermanfaat besar bagi penderita obesitas.
Kurangnya porsi makan dari bulan-bulan sebelumnya ini dapat menjadi ajang menurunkan badan bagi pemilik berat badan yang berlebih.
Namun, proporsi makan bagaimanakah bagi penderita obesitas agar puasa betul-betul efektif menurunkan berat badannya?
Dokter Veni Hadju Ph D dari FKM Unhas mengutarakan waktu makan yang hanya dua kali sehari itu juga harus diatur sedemikian rupa sehingga jumlah yang dikonsumsi lebih rendah dari yang dibutuhkan.
"Makan sahur dan buka tetap harus dilakukan. jangan sampai berlebihan atau melebihi ambang rasa kenyang dan juga mengandung gizi seimbang," ungkapnya.
Dengan berpuasa, penderita obesitas seringkali harus mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang besar untuk mencapai perasaan kenyang. Menurut dokter Veni, mencapai rasa kenyang ini tak lain dikarenakan volume perut obesitas dalam hal ini lambung, juga besar.
|
Gambar Menu Diet Saat Puasa |
Hasil penelitian baru-baru ini memperlihatkan bahwa volume lambung dapat diperkecil dengan memberikan jumlah makanan dengan porsi yang lebih kecil. Cukup dengan waktu 2-3 minggu maka tubuh kembali akan 'meng-ajust' volume lambung sesuai dengan jumlah makanan yang kita konsumsi.
Dengan kata lain, dengan jumlah volume yang lebih kecil dari biasanya tubuh sudah terasa enak dan nyaman. "Nah, dengan volume yang kecil ini mereka yang gemuk bisa dapat menurunkan jumlah kalori yang dikonsumsi sehingga dengan sendirinya bisa menurunkan berat badan mereka," jelasnya.
Selain itu, tambah dokter Veni, agar penurunan berat badah menjadi lebih cepat, sangat dianjurkan agar konsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi dibatasi.
"Kita tahu 1 gr lemak dapat dibakar dalam tubuh menjadi 9 kalori, sedangkan 1 gr protein dan KH hanya menghasilkan 4 kalori. Ini artinya, kalau kita bisa mengurangi konsumsi lemak, maka jumlah kalori yang kita konsumsi juga akan berkurang. Cara menghindari lemak yang berlebihan adalah dengan tidak mengkonsumsi makanan goreng-gorengan. Pilihlah cara lain seperti merebus atau membakar misalnya," jelasnya.
Makanan lainnya, tambah dokter Veni, seperti daging ternak seperti sapi, kambing, mempunyai jumlah lemak yang lebih tinggi dibanding daging ayam (tampa kulit) misalnya. Apalagi kalau lemak yang berwarna putih itu kelihatan.
Seperti diketahui, obesitas mempunyai resiko tinggi terhadap berbagai penyakit. Termasuk penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus (DM), stroke, batu empedu, dan beberapa jenis kanker. Itulah sebabnya penderita obesitas harus perlu ditangani.
Penanganan yang paling penting dengan obesitas ini adalah dengan menurunkan berat badan dengan diet dan aktifitas. Diet saja seringkali tidak memberikan hasil yang berarti. Karena menurut dokter Veni, kapan orang tersebut kembali lagi ke diet semula maka berat badan akan kembali seperti semula dengan cepat.
Demikian pula dengan aktifitas saja tidak mungkin terjadi penurunan berat badan. Bahkan aktifitas tinggi justru merangsang orang untuk mengkonsumsi makanan lebih banyak. Jadi, jelas dokter Veni, penanganan harus dicapai dengan diet dan aktivitas.