Manfaat Antibodi Monoklonal Dalam Minyak Biji Jarak Sebagai Obat Kanker Getah Bening
PARA ahli sepanjang abad akan terus berusaha mencari obat penyembuh kanker dari tumbuhan maupun binatang. Banyak tumbuhan baru ditemukan berpotensi menyembuhkan kanker. Tetapi banyak tumbuhan yang sudah lama dikenal setelah diteliti ulang juga memiliki potensi menyembuhkan kanker. Salah satu tumbuhan yang sudah akrab dengan manusia adalah pohon jarak (Ricinus communis).
Jarak bukan tumbuhan asing bagi masyarakat Indonesia yang ketika zaman penjajahan Jepang rakyat Indonesia diharuskan menanam tumbuhan itu untuk diambil minyak kastrolnya. Menurut catatan K Heine (dalam bukunya yang menguraikan berbagai jenis tumbuhan Indonesia bermanfaat) tangkai daun atau rantingnya yang muda dibakar di atas api hingga keluar getah dari ujung-ujungnya. Getah ini setelah agak dingin diteteskan ke dalam telinga yang tuli akibat kedinginan.
Daunnya, menurut catatan Rumphius (seorang naturalis Belanda), banyak manfaatnya. Daun dilayukan di atas api, kemudian ditempelkan pada kaki untuk menghilangkan rasa sakit. Jika digerus, daun jarak dapat digunakan untuk menghilangkan ketombe, dan rasa pedih mata yang meradang, terutama jika dicampur sedikit dengan cuka dan tepung beras. Manfaat lain daun jarak ialah untuk obat borok, badan pegel.
|
Gambar Manfaat Antibodi Monoklonal Dalam Minyak Biji Jarak Sebagai Obat Kanker Getah Bening |
Berdasarkan penelitian para ahli dari Texas Tech University dan Texas Tech University Health Sciences Center (TTUHSC), di Texas, Amerika Serikat, biji jarak memberikan efek positif pada pasien penderita kanker lymphoma (pembengkakan kelenjar getah bening) atau kanker darah. Selain menghasilkan minyak kastrol yang banyak digunakan untuk minyak pelumas, biji jarak mengandung racun kuat yang disebut ricin. Racun ricin itulah yang diteliti bisa mengecilkan lymphoma.
"Kami bisa mengambil ricin, racun yang sangat kuat, dan mengkombinasikannya dengan antibodi monoklonal, bahan kimia yang mengenal reseptor dalam sel kanker dan hanya mengikat pada sel khusus itu," kata Dr Rial D Rolfe, Kepala Departemen Mikrobiologi dan Imunologi TTUHSC.
"Ketika terkombinasi, jika ricin menempel pada senyawa antibodi itu, racun itu akan terbawa masuk ke dalam sel dan membunuh sel itu. Kuncinya adalah bagaimana membuat supaya ricin hanya masuk ke sel kanker," kata Rolfe lebih lanjut seperti dikutip dalam siaran pers Texas Tech University, tanggal 21 Oktober 1998.
Antibodi monoklonal (monoclonal antibody) adalah antibodi yang diproduksi oleh satu kelompok sel serupa yang tumbuh dari satu sel induk. Sel induk terjadi melalui penggabungan sel limposit normal yang menghasilkan antibodi dengan sel tumor jaringan kelenjar getah bening seekor tikus. Sel hibrida ini kemudian membelah dengan cepat dan menghasilkan antibodi yang banyak. Antibodi monoklonal bisa digunakan untuk mengidentifikasi antigen tertentu ketika dicampur dan untuk vaksin.
Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sel darah putih atau limphosit tertentu sebagai reaksi menghadapi masuknya bahan asing ke dalam tubuh untuk menjinakkan bahan asing itu. Produksi antibodi adalah salah satu aspek kekebalan tubuh. Pembentukan antibodi dirangsang dengan antigen benda asing, seperti bakteri.
Fase pertama uji coba klinis penggunaan ricin untuk mengobati kanker pada manusia sudah berlangsung selama 10 tahun, ungkap Dr Ellen Vitetta, guru besar mikrobiologi dari University of Texas Southwestern Medical Center, tempat uji coba pengobatan kanker dilakukan.
"Kami telah mencobanya pada 150-200 pasien penderita lymphoma, dan saya bisa katakan 60 persen pasien kami itu menunjukkan tanda- tanda penyusutan tumor, dan 30-40 persen dari mereka mengalami pengurangan sebagian atau sempurna," kata Vitetta.