Cara Mengatasi Kolesterol Tinggi - Terutama Lipoprotein (a), Kolesterol Paling Berbahaya bagi Jantung
TINGGINYA kolesterol sudah lama diketahui menjadi penyebab penyempitan pembuluh darah hingga mengakibatkan serangan jantung dan perdarahan otak. Untuk mencegahnya para dokter biasanya akan memantau kadar dua jenis kolesterol, yaitu lipoprotein kepadatan tinggi (high density lipoprotein = HDL) yang juga disebut kolesterol baik dan kolesterol buruk yang istilah medisnya lipoprotein kepadatan rendah (low density lipoprotein = LDL).
Senyawa lipoprotein itu terbentuk dari ikatan kolesterol dengan protein dalam tubuh. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL karena itu lebih ringan. Namun LDL selama ini dianggap sebagai penyebab penumpukan kolesterol di dinding arteri.
Sebaliknya HDL dianggap sebagai pembersih kolesterol di dinding pembuluh darah dan membawa kembali ke hati untuk diuraikan dan dikeluarkan dari tubuh. Karena itu mereka yang tinggi HDL-nya risiko terkena penyakit jantung lebih rendah.
Belakangan ini diketahui ternyata selain kedua jenis itu ditemukan kolesterol yang kategorinya sangat buruk, dengan nama ilmiah lipoprotein (a) disingkat Lp(a). Setelah menjalani penelitian Lp(a) selama beberapa tahun, periset akhirnya dapat mengetahui seberapa buruk pengaruh kolesterol ini pada tubuh.
Sebuah penyelidikan yang dipublikasikan dalam jurnal American Medical Association Agustus lalu, mengungkapkan tingginya kandungan Lp(a) dalam darah dapat melipatgandakan risiko seseorang terkena serangan jantung sebelum seseorang berusia 55 tahun. Seperti LDL, Lp(a) juga berfungsi menaikkan penumpukan kolesterol di dinding arteri atau pembuluh darah.
|
Gambar Cara Mengatasi Kolesterol Tinggi |
Berdasarkan pemeriksaan sebelumnya, para dokter memperkirakan satu dari lima orang memiliki kandungan zat lemak yang tinggi dalam darahnya. Namun gejala itu tidak diketahui pasti penyebabnya, karena tes kolesterol secara konvensional memang tidak memperhitungkan keberadaan Lp(a) dalam darah.
Penelitian
Riset yang dilakukan tim peneliti pimpinan Dr Andrew Bostom dari Universitas Tufts di Massachusetts berhasil memecahkan masalah yang selama ini membuat frustrasi pada ahli kardiologi, yaitu mengapa ada orang yang tingkat kandungan kolesterolnya normal namun terkena serangan jantung?
Penyelidikan Bostom dan timnya itu melibatkan 2.191 orang yang semula tidak menunjukkan gejala penyakit jantung. Selama 15 tahun masa penelitian itu, jumlah kolesterol mereka hanya sedikit meningkat, rata-rata mencapai 200 mg/dL (tingkat yang tergolong berbahaya mulai dari 240 mg/dL ke atas). Namun ada 129 orang di antaranya yang kemudian mengidap penyakit jantung.
Tes darah yang mereka lakukan menghasilkan satu kesimpulan penting, yaitu Lp(a) yang tinggi tidak menimbulkan gangguan yang berarti, bila penderita bersangkutan memiliki HDL dan LDL yang normal.
Namun periset menemukan kandungan Lp(a) dan LDL yang tinggi mendatangkan risiko tinggi terkena serangan jantung lebih awal. Bila pada pasien ini tidak dilakukan tindakan penurunan Lp(a) namun hanya menurunkan LDL melalui diet rendah lemak dan perawatan dengan obat, dampaknya bagi sebagian pasien akan lebih genting.
Mereka tidak dapat memastikan dari mana munculnya Lp(a) dan apa perannya dalam tubuh. Namun ilmuwan meyakini, kandungan Lp(a) itu keberadaannya 90 persen ditentukan oleh faktor gen.
Upaya mengatasi
Untuk mengurangi tingginya kadar Lp(a) selama ini belum ada cara yang meyakinkan, namun para peneliti dari Framingham di AS seperti diberitakan majalah Time edisi September lalu, memperkirakan aspirin yang berfungsi mengencerkan darah kemungkinan dapat mengurangi gejala itu.
Berdasarkan bukti yang diperoleh, periset juga menyarankan penggunaan anggur merah untuk menurunkan tingkat kandungan Lp(a). Hal ini juga menjadi petunjuk yang menjelaskan mengapa orang Perancis yang mengkonsumsi banyak makanan berlemak tinggi tidak memiliki risiko tinggi mengidap penyakit jantung.
Selain obat dan minuman itu, peneliti menyarankan pemeriksaan rutin Lp(a) bagi orang yang memiliki faktor risiko untuk hidup lebih aman. Dokter menyarankan pula, menurunkan risiko penyakit yang berhubungan dengan kolesterol itu dengan menjalankan latihan olahraga yang dapat meningkatkan kadar HDL dan menjalani pola makan yang rendah kandungan lemaknya untuk menurunkan LDL