Faktor Resiko Stroke & Cara Mencegah Penyakit Stroke - HASIL penelitian dr I-Min Lee dari Harvard School of Public Health yang menyimpulkan aktivitas fisik bisa mengurangi stroke (http://www.kompas.com/health/news/301098/berd.htm) diperkuat lagi oleh hasil penelitian Dr Kelly R Everson mahasiswa pascadoktoral epidemiologi dari University of North Carolina, di Chapel Hill, dan koleganya.
Everson bersama koleganya meneliti 15.371 pasien berumur 45-64 tahun yang belum pernah terkena stroke dan yang dilibatkan dalam studi Atherosclerosis Risk in Communities. Everson menyampaikan hasil penelitiannya dalam Pertemuan Ilmiah Asosiasi Jantung Amerika (American Heart Association) ke-71, di Dallas, tanggal 10 November 1998.
"Individu yang lebih aktif bergerak ketika bekerja risikonya terkena stroke 49 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang lebih banyak duduk-duduk ketika bekerja. Bagi orang-orang yang aktivitas olahraganya tinggi risikonya turun 23 persen, dan mereka yang sangat aktif saat menghabiskan waktu luangnya risiko terkena stroke-nya turun 11 persen," kata Everson, seperti dikutip dalam siaran pers AHA.
Mereka meneliti hubungan antara aktivitas fisik dan risiko stroke ischemic, jenis stroke paling umum yang biasanya terekspresi sebagai nyeri dada, akibat tersumbatnya aliran darah ke otak. Walaupun studi lainnya juga telah meneliti hubungan antara aktivitas fisik dan risiko stroke, kata Everson, masih perlu lebih banyak penelitian lagi.
Aktivitas fisik diukur dengan menilai jawaban orang yang diteliti mengenai keterlibatannya dalam kegiatan olahraga, mengisi waktu luang dan aktivitas saat bekerja. Setiap orang ditanya tingkatan aktivitas mereka untuk kegiatan tertentu dan dibandingkan dengan individu lain yang kelompok umurnya sama, dan apakah mereka bekerja atau bermain cukup giat sampai keluar keringat.
Dalam menyusun tingkatan aktivitas olahraga, para peneliti menanyakan apakah orang-orang yang ikut dalam penelitian itu berolahraga dan jika ya, mereka diminta menuliskan jenis olahraganya. Jalan kaki adalah jenis kegiatan olahraga yang paling sering dipilih.
Untuk mengetahui seringnya aktivitas di waktu luang, para peneliti menanyakan seberapa sering mereka berjalan kaki atau bersepeda dan berapa lama mereka menghabiskan waktu menonton televisi saat-saat waktu luangnya.
Pertanyaan mengenai aktivitas pekerjaan, termasuk jenis pekerjaan dan lamanya duduk, berdiri, berjalan atau mengangkat beban berat. Orang-orang itu kemudian diranking berdasarkan aktivitas mereka dalam tiga area dengan rentang nilai satu sampai lima (satu nilai aktivitas paling rendah).
Ketika para peneliti memperhitungkan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, tingkatan fibrinogen dalam darah (protein yang berfungsi dalam pembekuan darah) dan indeks berat badan tubuh (sebagai indikator lemak tubuh), perbedaan risiko stroke antara orang-orang yang aktif dan yang tidak aktif berkurang.
"Kemungkinan aktivitas fisik efektif dalam memodifikasi faktor risiko itu. Misalnya, orang-orang yang aktif mungkin menurun tekanan darahnya dan lemak tubuhnya, dan selanjutnya dengan mengurangi risiko terkena stroke," kata Evenson.
"Walaupun minimnya aktivitas fisik dianggap sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner, tetapi tidak ada data meyakinkan kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko stroke seseorang," ungkap Evenson.
==**==Everson bersama koleganya meneliti 15.371 pasien berumur 45-64 tahun yang belum pernah terkena stroke dan yang dilibatkan dalam studi Atherosclerosis Risk in Communities. Everson menyampaikan hasil penelitiannya dalam Pertemuan Ilmiah Asosiasi Jantung Amerika (American Heart Association) ke-71, di Dallas, tanggal 10 November 1998.
"Individu yang lebih aktif bergerak ketika bekerja risikonya terkena stroke 49 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang lebih banyak duduk-duduk ketika bekerja. Bagi orang-orang yang aktivitas olahraganya tinggi risikonya turun 23 persen, dan mereka yang sangat aktif saat menghabiskan waktu luangnya risiko terkena stroke-nya turun 11 persen," kata Everson, seperti dikutip dalam siaran pers AHA.
Mereka meneliti hubungan antara aktivitas fisik dan risiko stroke ischemic, jenis stroke paling umum yang biasanya terekspresi sebagai nyeri dada, akibat tersumbatnya aliran darah ke otak. Walaupun studi lainnya juga telah meneliti hubungan antara aktivitas fisik dan risiko stroke, kata Everson, masih perlu lebih banyak penelitian lagi.
Gambar Faktor Resiko Stroke & Cara Mencegah Penyakit Stroke |
Dalam menyusun tingkatan aktivitas olahraga, para peneliti menanyakan apakah orang-orang yang ikut dalam penelitian itu berolahraga dan jika ya, mereka diminta menuliskan jenis olahraganya. Jalan kaki adalah jenis kegiatan olahraga yang paling sering dipilih.
Untuk mengetahui seringnya aktivitas di waktu luang, para peneliti menanyakan seberapa sering mereka berjalan kaki atau bersepeda dan berapa lama mereka menghabiskan waktu menonton televisi saat-saat waktu luangnya.
Pertanyaan mengenai aktivitas pekerjaan, termasuk jenis pekerjaan dan lamanya duduk, berdiri, berjalan atau mengangkat beban berat. Orang-orang itu kemudian diranking berdasarkan aktivitas mereka dalam tiga area dengan rentang nilai satu sampai lima (satu nilai aktivitas paling rendah).
Ketika para peneliti memperhitungkan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, tingkatan fibrinogen dalam darah (protein yang berfungsi dalam pembekuan darah) dan indeks berat badan tubuh (sebagai indikator lemak tubuh), perbedaan risiko stroke antara orang-orang yang aktif dan yang tidak aktif berkurang.
"Kemungkinan aktivitas fisik efektif dalam memodifikasi faktor risiko itu. Misalnya, orang-orang yang aktif mungkin menurun tekanan darahnya dan lemak tubuhnya, dan selanjutnya dengan mengurangi risiko terkena stroke," kata Evenson.
"Walaupun minimnya aktivitas fisik dianggap sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner, tetapi tidak ada data meyakinkan kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko stroke seseorang," ungkap Evenson.
Search Terms: pencegahan stroke , mencegah stroke , cara mencegah stroke , cara mencegah penyakit stroke , gejala stroke dan pencegahannya , makanan pencegah stroke , pencegahan penyakit stroke , faktor resiko stroke , faktor risiko stroke , mencegah penyakit stroke , faktor risiko stroke pdf
Tag Cloud: stroke penyembuh obat penanggulangan pengobatannya dan ramuan pasca penanganan untuk tradisional alternatif pengobatan hemoragi hipertensi propolis sebab bekam tentang artikel therapy patoflow akupunktur haemoragic jamu penyakit mengobati penyembuhan terapi hemoragik non pasien tempat diet sroke post rumah di perawatan akut patogenesis mekanisme indonesia penyuluhan acara satuan kti rehabilitasi makanan penderita bagi iskemik keperawatan asuhan hemorrhagic askep alami prevalensi pada fisioterapi skripsi penyebab faktor emboli lansia pdf klinik hemoragic makalah tanaman referat macam penunjang pemeriksaan dengan hubungan kasus pemulihan menyembuhkan perdarahan gejala mengatasi cara etiologi pengertian tanda berat jenis pantangan yayasan epidemiologi pijat serangan belakang latar penatalaksanaan herbal tatalaksana risiko laporan buah diagnosa orang ringan adalah ampuh paling otak batang senam resiko woc akibat patofisiologi sakit pertama pertolongan keluarga ciri jurnal sap mata itu apa gambar infark awal klasifikasi komplikasi pathway definisi pendahuluan alat strok lp pencegah pencegahan pencegahannya mencegah